TOTAL DIKUNJUNGI

Misteri Gempa dan Tsunami Mentawai dengan Halo Matahari Padang

Gempa yang di sertai tsunami di mentawai kemarin ternyata menyisakan sebuah misteri. Di postingan saya ini sya berusaha menyampaikan informasi kepada member "mystery in the world".
#catatan: artikel ini hanya bersifat informatif saja. tidak ada maksud dan tujuan tertentu selain sebagi informasi. Mohon bijak dalam menentukan sikap.
selamat membaca

Gempa Mentawai Terasa Hingga ke Singapura yang terjadi tgl 25-10-2010, Gempa 7,2 SR Guncang Padang, sampai tulisan ini dirilis, korban terus menerus berjatuhan, Tsunami di Mentawai Tewaskan 23 Orang.

Pascagempa yang sempat mengguncang Pagai Selatan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) pada Senin malam, (25/10) sebanyak 23 orang warga dinyatakan tewas akibat tsunami. Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Senin malam sempat mengeluarkan ancaman tsunami di sekitar Mentawai. Tsunami yang melanda wilayah tersebut menewaskan 23 warga, seperti dicatat Pusat Pengendalian Operasional Sumbar, hingga Selasa sore, (26/10). Hingga kini pencarian korban hilang masih dilanjutkan, jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Harmesyah.

Baahkan korban dari WN luar negeri juga berjatuhan, Selasa, 26/10/2010 14:48 WIB 9 Warga Australia Hilang Usai Gempa di Mentawai. Kejadian ini sangat dekat dengan peristiwa aneh yang terjadi tgl 21-10-2010 berupa Halo Matahari di Padang (dekat Mentawai). Halo Matahari ini sendiri secara kebetulan merupakan peringatanNya akan sebuah peristiwa besar, namun peringatanNya itu tidak-lah memberikan sebuah sinyal positif, BMKG: Halo Matahari Tak Berkaitan dengan Gempa & Tsunami.

Jumat, 22 Oktober 2010 11:16 WIB
Fenomena alam halo matahari yang muncul di langit di atas Kota Padang pada Kamis (21/10) yang diinformasikan akan terjadi gempa dan tsunami merupakan informasi yang menyesatkan. Kepala BMKG Provinsi Jambi, Remus L Tobing di Jambi, Jumat (22/10), mengatakan informasi yang menyatakan kemunculan halo matahari menandakan akan adanya gempa tidak saja membuat resah masyarakat Kota Padang, namun juga warga Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. “Informasi itu membuat panik warga Kota Padang dan Kabupaten Kerinci, yang merupakan daerah patahan rawan gempa di Provinsi Jambi,” katanya. Ia menyebutkan, bila terjadi gempa di Kerinci, masyarakat Kota Padang dan Bengkulu pasti akan merasakan, dan sebaliknya, karena tiga daerah tersebut merupakan daerah patahan rawan gempa. Menyikapi halo matahari itu, Remus L Tobing mengatakan, sama sekali tidak ada kaitannya dengan akan terjadinya gempa, sehingga tidak perlu ditakutkan. Ia menjelaskan, timbulnya pelangi dan halo itu adalah akibat melekul air yang mengembang atau berserakan di udara mengahalangi bias sinar matahari.
#gambar halo klik: http://media.tvone.co.id/uploads/image/22102010/22102010_Halo_Matahari.jpg

Halo matahari yang berada di udara tidak ada kaitan sama sekali dengan pergerakan yang terjadi di perut bumi, seperti gempa, dan sunami. Gempa hanya bisa dideteksi bila sudah terjadi lewat alat, dan tsunami bisa diketahui bila terjadi penyusutan air laut atau keringnya sungai. “Untuk itu masyarakat, terutama yang berda di Kabupaten Kerinci diminta untuk tidak percaya pada informasi tersebut, dan tetap tenang menjalankan aktivitas kesehariannya,” kata Remus l Tobing. (Ant).Bahkan tidak ketinggalan untuk membantah akan terjadinya gempa dan tsunami, maka keluarlah sebuah ‘fatwa’ dari seorang yang berpengaruh di Padang, Pelangi di Langit Padang dan Gempa Besar

Keresahan di Sumbar
Pelangi di Langit Padang dan Gempa Besar
Jumat, 22 Oktober 2010 | 00:50 WIB
gambar pelangi klik: http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/08/13/0712572p.jpg

Daily Mail
Pelangi dengan sekelumit senyum ini terbentuk oleh sinar matahari yang menembus jutaan kristal es kecil

PADANG, KOMPAS.com — Ulama Sumatra Barat, Buya Mas’oed Abidin, meminta masyarakat setempat agar tidak menghubung-hubungkan fenomena matahari yang dilingkari pelangi di langit di Kota Padang, Kamis (21/10/2010) siang, dengan gempa.
Ini semata karena perubahan cuaca yang ekstrim. Di atas segalanya, itu sebenarnya adalah tanda kuasa Allah SWT. Buya Masoed Abidin

“Sebab, tidak ada aturan dan informasi yang sahih bahwa sebelum gempa besar terjadi lebih dahulu matahari akan dilingkari pelangi. Karena itu, jangan menjadi orang yang bergantung pada mistik,” kata Buya Mas’oed Abidin di Padang, Kamis. Ia mengatakan hal itu terkait isu bahwa daerah itu akan diguncang gempa berkekuatan 8,9 skala Richter. Pengaruh atas isu terkait fenomena alam itu cukup besar hingga pedagang di sejumlah pasar satelit di Kota Padang pun sepi berjualan. Mereka lebih memilih diam di rumah untuk mewaspadai gempa. Buya yakin, tidak ada hubungan antara pelangi melingkari matahari dan akan terjadinya gempa besar. Pelangi melingkari matahari itu, katanya, lebih karena awan yang mengandung air atau embun disenter oleh cahaya matahari hingga menimbulkan lingkaran pelangi tersebut. “Ini semata karena perubahan cuaca yang ekstrem. Di atas segalanya, itu sebenarnya adalah tanda kuasa Allah SWT,” katanya.

Soal gempa, Buya merujuk petunjuk Al Quran sejak 1.400 tahun lalu bahwa “iza zulzilatil ardu zilzalaha; bahwa gempa besar akan terjadi pada hari kiamat.” “Maka, kenapa kita terlalu mengaitkan dengan fenomena matahari itu. Jadi, jangan menjadi orang yang bergantung pada mistik, tetapi dekatkanlah diri dengan Allah SWT dan taatlah beragama,” katanya.

Apakah yang terjadi dengan halo matahari itu ? ternyata, itulah memang tanda gempa dan tsunami yang terjadi dalam rentang waktu 4 hari setelah terjadinya, Gempa Mentawai Tsunami di Mentawai Setinggi 2 Meter

PADANG, KOMPAS.com — Sedikitnya 200 rumah di dua desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, tersapu gelombang tsunami sesaat setelah gempa 7, 2 skala Richter menguncang wilayah tersebut, Senin (25/10/2010) sekitar pukul 21.42.

Ratusan rumah warga di dua desa tersebut hanyut tersapu tsunami yang datang tak lama setelah gempa terjadi. Informasi di lapangan menunjukkan bahwa rumah warga yang hanyut tersebut disapu gelombang tsunami yang ketinggiannya diperkirakan mencapai dua meter lebih.

Seperti apa perkembangan yang terjadi di Mentawai saat ini, hal itu belum dapat digambarkan secara detail karena telepon seluler sejumlah pihak dan warga tidak dapat tersambung ketika coba dihubungi. Jaringan telepon diduga terputus akibat gempa yang diduga memorak-porandakan infrastruktur di wilayah tersebut.

Selain menghanyutkan ratusan rumah, dua kapal asing jenis yatch yang berlayar di sekitar perairan Kepulauan Mentawai tabrakan dan mengakibatkan dua orang tenggelam. Kapal itu kini masih dalam pencarian pihak terkait.

Sebuah jawaban yang sempurna akan sebuah tanda tanda kekuasaan Allah swt, dimana tanda itu diberikan, beberapa pihak memahaminya sebagai hal yang lumrah saja, sebagian orang mengangap hal itu adalah bentuk kasih sayang Allah swt terhadap hambanya untuk memberitahukan kepada mereka akan bahaya yang mengancam. Hal ini tertuliskan dalam sebuah perjalanan tulisan yang menyatakan bahwa halo padang itulah memang tanda bahaya yang akan terjadi. Hal ini tertulis di artikel Halo Matahari di Padang, Apakah Pertanda Gempa Besar ? dimana dituliskan

Pertanyaan tsb sudah dibantah oleh ulama dan badan berwenang yaitu BMKG, lebih jauh lagi hal itu adalah sebuah tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Dibalik itu semua, tanda matahari halo adalah sebuah peringatanNya, tidak hanya masalah gempa saja, namun sebuah keniscayaan yang akan terjadi.

Perhatikan bencana besar yang baru saja terjadi yaitu tgl 4-oktober-2010 (baca Kejadian Aneh – Aneh Jelang Bencana Banjir Bandang Wasior) maka dengan halo di padang itulah terjadi tgl 21-oktober-2010, tercatat 17 hari dari bencana wasior. Sebuah keniscayaan tentang 17 itu sendiri, dimana 17-oktober-2010 itulah terjadi halo matahari di surabaya, baca Fenomena Halo Muncul di Surabaya)

Itulah halo matahari sebagai sebuah perisitwa ilmiah dimata orang banyak dimaknai sebagai hal yang biasa saja, namun dimata beberapa orang, maka sesungguhnya itulah cara AQllah swt untuk memberitahukan kepada hambanya akan bahaya di depan.
Dengan kejadian ini, sesungguhnya, kedekatan gempa & tsunami itu sendiri telah diluncurkan sebelum gempa itu terjadi sebagai Awas Merapi, Akankah di-Ikuti Gempa Besar ? dan akhirnya tersebutlah Tsunami di Mentawai, 40 Orang Tewas dan 380 Hilang
Breaking News / Umum / Selasa, 26 Oktober 2010 16:26 WIB

bersambung ke bagian II...

29 Oktober 2010Mystery In The World
Misteri Gempa dan Tsunami Mentawai dengan Halo Matahari Padang (part II)
Metrotvnews.com, Kepulauan Mentawai: Sebanyak 40 orang tewas dan ratusan lainnya dinyatakan hilang akibat gempa berskala 7,2 Skala Richter disusul dengan gelombang Tsunami di Pulau Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Senin (25/10) malam. Dari 40 korban itu, 2 di antaranya adalah warga negara asing. Pencarian korban hingga kini masih berlangsung.

Pulau Pagai Selatan adalah lokasi yang paling dekat dengan pusat gempa. Korban tewas yang sudah tercatat di antaranya 6 orang dari Dusun Muntei, Desa Malakopak dan 1 orang dari Desa Bulasat. “Total yang meninggal 40 orang, dan hilang 380 orang,” kata Ketua DPRD Kepulauan Mentawai Hendri Doro Satoko saat dihubungi Metro TV, Selasa (26/10) sore. Hendri menyebutkan bahwa setelah gempa 7,2 SR disusul tsunami, gempa susulan juga beberapa kali terjadi. Kekuatan gempa susulan bervariasi hingga 6,0 SR. Tsunami terjadi dengan ketinggian gelombang hingga 6 meter. Korban jiwa adalah warga di sekitar Pantai Pagai Selatan, seperti dari Desa Belagu dan Muntai Baru.

Di Muntai Baru, tercatat ada sekitar 200 jiwa. Sebanyak 40 orang sudah ditemukan. Sisanya 160 masih dinyatakan hilang. Di Desa Belagu, tiga orang meninggal. Mereka adalah satu orang warga setempat dan 2 lainnya warga asing yang sedang berselancar. Korban lainnya, baik tewas dan hilang, adalah warga sejumlah dusun, seperti Paparaboat. Hendri mengakui faktor lokasi yang cukup jauh dan terputusnya sarana komunikasi menyebabkan musibah besar itu luput dari pantauan media massa setempat. Bahkan, Hendri pun mengaku baru mendapat kabar tersebut, tadi pagi. Setelah mendapat kabar demikian, pihak muspida Kabupaten Mentawai dan muspika sudah menuju lokasi kejadian.

Hal tersebut dibenarkan Bupati Kepulauan Mentawai Edison Saleleo Baja. Namun, menurut Edison, jumlah pasti korban jiwa belum bisa diketahui. Edison mengatakan pihaknya kini sedang berusaha menuju lokasi-lokasi yang tertimpa gelombang Tsunami, untuk mendata jumlah korban serta memberikan bantuan terhadap korban. Tim sudah membawa sejumlah bantuan, seperti makanan dan obat-obatan serta tenda untuk korban.

Dengan Gempa & Tsunami Mentawai itu, sesungguhnya menjelaskan kepada kita semua, bahwa dunia ini tidak-lah semata harus mengikuti keterbatasan manusia yang hanya mampu memahami fenomena alam sebagai hal yang biasa saja, namun sekali lagi itulah sebuah perjalanan awal manausia mengenai gagak qobil, dimana gagak diperintah oleh Allah swt untuk memberitahukan kepada qobil, dan pelajaran itu terjadi lagi lewat sebuah fenomena halo matahari.

Itulah dua sisi yang melingkupi manusia, sisi fisik dan sisi bathin (ruh), ketika halo matahari diberikan, maka sesungguhnya ketika mata secara fisik memandang hal itu sebagai hal yang biasa saja, ruh-lah yang bisa merasakan bahwa halo matahari itu bukanlah sekedar kejadian biasa di alam ini, namun sebuah peringatanNya (baca Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Gempa & Tsunami Mentawai). Itulah mengapa pula tuhan tidak bisa di-indera HANYA dengan fisik semata, namun dengan ruh itulah didapatkan keberadaan tuhan.

Dari bahasan misteri yang telah terjawab diatas, maka sesungguhnya bencana di bulan oktober-2010 ini masih liar dengan didahului oleh kejadian demi kejadian aneh.

Kejadian itu terekam oleh milis ini sebagai sebuah perulangan, hingga ketika merapi beraktifitas tinggi, maka, hal itulah yang mendasari penyebaran brosur antisipasi gempa bumi daripada letusan merapi, brosur ini dapat di unduh di sini

Dengan adanya pak wapres dan mbah marijan, maka sesungguhnya perulangan itu telah nyata terjadi, hingga suatu masa mirip dengan mantan wapres JK yang akhirnya kandas dalam perjuangan kekuasaan saat pemilu yang lalu, Hal itulah yang akan di tiru oleh pak Wapres saat ini. Itulah makna perulangan demi perulangan yang terjadi, yang tidak terpantau oleh kasat mata indera, namun secara ruh, itulah sebuah penegasan akan keniscayaan, bahwa “sesungguhnya kita semua telah diperingatkan”

sumber: http://thephenomena.wordpress.com/2010/10/26/misteri-gempa-dan-tsunami-mentawai-dengan-halo-matahari-padang/

29 Oktober 2010Mystery In The World
Misteri Pulau Papua
Bagi pendaki gunung, mendaki jajaran Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian. Betapa tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu terdapat titik tertinggi di Indonesia, yakni Carstensz Pyramide dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Jangan heran jika pendaki gunung papan atas kelas dunia selalu berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam deretan tujuh puncak benua tersebut. Apalagi dengan keberadaan salju abadi yang selalu menyelimuti puncak itu, membuat hasrat kian menggebu untuk menggapainya.

Tetapi, siapa yang menyangka jika puncak bersalju itu dahulunya adalah bagian dari dasar lautan yang sangat dalam!

"Pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat itu, pulau ini masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Pengendapan intensif yang berasal dari benua Australia dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan daratan baru yang kini bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan Australia," jelas ahli geologi Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo saat memaparkan sejarah terbentuknya Pulau Papua.

Keberadaan Pulau Papua saat ini, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia.

Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.

"Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari," tambah sarjana geologi jebolan Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.

Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, sambungnya, akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.

Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.

Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.

Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.

Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.

Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.

"Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru," tambah peraih gelar master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.

Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya satu-satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis.

sumber: http://real-mistery.blogspot.com/2009/07/misteri-pulau-papua.html