TOTAL DIKUNJUNGI

Fenomena Jokowi menjadi presiden, bag 1



Pemimpin Negara atau Presiden, dipilih itu karena sebelumnya mencalonkan diri dan bukan ditunjuk atau dukungan terbanyak dari rakyat yg memilihnya. kebaikan beliau jadi publikasi dimana-mana, cacian untuk lawan-pun bertaburan oleh pendukung dan para simpatisannya. dan akhirnya tidak banyak yg mengakui sebagai pendukung dalam kegagalan beliau, tidak seperti sebelumnya.
Tapi sebaiknya kita tdk lupa, kebenaran itu datang dari agama dan bukan pemimpin agama ataupun cendekiawan. dalam agama tersurat   :

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku menemui Nabi saw. bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari keduanya berkata: "Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla! "

Yang satu lagi juga berkata seperti itu. 

 
Lalu Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya."
(Shahih Muslim)

Rasulullah bersabda:

"Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan."
(HR. Muslim)
Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah,:
"Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

kalau seperti ini, pernahkan kita mendengar pemimpin yang tidak pernah mencalonkan diri, tapi justru dicalonkan dan atas dukungan rakyat?.
Adalah suatu yg mustahil jaman sekarang untuk mau jujur dengan isi agama. dalil pembenaran maupun pola pikir sendiri-sendiri yg mengedepankan ego, bukan saja kalangan yg kurang memahami agama, tapi para mubaligh maupun cendekiawan-pun telah terbuai oleh tipuan syetan untuk urusan duniawi. 

Kecerdasan makin jauh karena tertutup ego dan banyak kepentingan. cara memandang suatu urusanpun sedikit-demi sedikit terlepas dari tuntunan kebenaran (agama), ego menjauhkan manusia untuk mengenal siapa dirinya dan bagaimana dgn dirinya kelak. 

Untuk para pengelola media maupun para pendukung serta calon yang kalah:
Untuk jadi seorang pemimpin, jika mengacu pada isi agama, maka tidaklah harus ambisi untuk mencalonkan diri, tapi berbuatlah yg terbaik dan biarlah masyarakat atau rakyat yg memilihnya atas kriteria tersebut, dan demi kebenaran, bagi yang lain yang diantaranya para pesaing termasuk para pendukungnya untuk tidak menghujat atau mencaci (Y) , apalagi "wakaf fitnah" melalui media (hisab dosa terus berjalan ketika anda mati, karena tulisan anda di media tertanam dan dibaca orang selamanya ) :(

Jangan tipu rakyat indonesia yg begitu banyak dan tidak anda kenali, karena anda-pun tidak kenal saya :)  jangan sombong dengan luas indonesia yg tidak bisa anda lakukan hanya dengan ambisi. 


Dosa pemimpin adalah dosa yg paling halus namun paling besar. halus dan samar karena lalai, tidur, tertawa dan ketika makan, sedangkan besar karena pemimpin-lah penanggungjawab mereka.
 ==========================================
Jokowi adalah fenomena baru di Indonesia era kini, beliau sebelumnya tidak memikirkan untuk menjadi presiden “ora mikir” dan ketika wacana masyarakat yang memilih beliau untuk mencalonkan diri menjadi presiden, beliaupun hanya berkomentar “copras-capres”, begitu pula ketika para kandidat sibuk promosi program termasuk kampanye program kedepan yang akhirnya malah menimbulkan kegelisahan masyarakat, karena mereka tidak percaya dengan para kandidat yang bermunculan dan menebarkan janji , yang akhirnya desakan-pun semakin kuat untuk meminta beliau maju dalam pemilihan presiden, maka jawaban beliau adalah dengan mendatangi orang tua beliau yaitu ibunya, ibu yang menjadi wali Allah.
(BR)